SUARA PEMBARUAN DAILY
Waspadai Sindroma Darah Kental
[JAKARTA] Sindroma darah kental di dalam dunia kedokteran di antaranya disebabkan oleh Antiphospholipid Syndrome (APS) yang merupakan penyakit automiun yang menyebabkan darah cenderung membeku. APS lebih banyak ditemukan pada perempuan dan dapat berdampak pada berbagai organ tubuh, tergantung pada tempat pembekuan darah terjadi.
Demikian yang terungkap dalam seminar bagi awam yang disampaikan Karmel L Tambunan dan Julianto Witjaksono dari RS PGI Jakarta, Sabtu (24/3). Seminar itu diselenggarakan sebagai rangkaian peringatan HUT ke 109 RS PGI Cikini. Dijelaskan, pada perempuan, APS sering kali menyebabkan kesulitan untuk hamil atau keguguran berkali-kali.
Menurut Karmel, APS adalah penyakit autoantibodi yang menyebabkan darah kental (stickyblood) atau darah cenderung membeku (trombosis). Hal itu membuat aliran darah berkurang pada organ yang terkena. Dampak yang dirasakan dapat berupa gejala neurologi, keguguran berulang.
"Pada keadaan normal, antibodi ini baik untuk kesehatan, karena melawan/ membunuh kuman, bakteri, virus dan sel kanker dalam tubuh manusia. Namun, kadang sistem imun tubuh membuat antibodi yang salah, karena antibodi melawan/menghancurkan tubuh sendiri. Antibodi seperti inilah yang terjadi pada APS,'' katanya.
Gejala yang timbul pada penderita APS bervariasi, kebanyakan diakibatkan oleh adanya pembekuan darah pada pembuluh darah. Misalnya trombosis pada vena lengan atau tungkai, maupun pada organ dalam tubuh. Trombosis pada arteri di otak menyebabkan serangan stroke, sakit kepala dan penurunan daya ingat. Pada wanita sering ditemukan adanya keguguran berulang. Trombosis pada mata menyebabkan gangguan penglihatan dan bila terjadi di telinga dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
"Di dalam tubuh manusia, diproduksi antibodi yang tujuannya meningkatkan daya tahan tubuh. Tetapi antibodi yang salah bukan melindungi, malah menghancurkan tubuh. Pada APS, terdapat antibodi yang mempengaruhi kerja trombosit, sistem pembekuan maupun endotel dinding pembuluh darah sehingga memudahkan terbentuknya bekuan darah," katanya.
Seseorang dikatakan menderita APS bila terdapat keluhan yang sesuai dengan gejala adanya pembekuan darah. Kemudian pada pemeriksaan darah ditemukan adanya antibodi terhadap antifosfolipid, yakni dengan pemeriksaan Antibody Anticardiolipin (ACA), Lupus Anticoagulan (LA) dan รข2-glikoportein1.
Meski demikian, tidak semua orang dengan hasil ACA/LA positif mempunyai antibodi terhadap antifosfolipid mempunyai keluhan adanya APS. Tetapi, mereka dengan pemeriksaan ACA/LA positif, mempunyai kemungkinan lebih besar untuk terjadi trombosis.
Meskipun APS dan penyakit lupus (SLE) sama-sama penyakit autoimun, tetapi pemeriksaan APS tidak bertujuan memeriksa penyakit lupus. APS yang timbul pada penderita penyakit lupus disebut APS sekunder, sedangkan APS yang tanpa penyakit autoimun disebut APS primer. [A-22]
Last modified: 25/3/07